Hj. Lina Sugiharti, SE |
AKTIVITAS dalam membesarkan PPP di Kabupaten Karawang
merupakan panggilan jiwa dalam rangka mengembangkan potensi yang ada. Kenapa
PPP, sebagai umat Islam PPP adalah parpol yang paling tepat untuk menyalurkan
aspirasi karena PPP adalah satu-satunya partai berasaskan Islam di negeri ini. Kalau
bukan kita selaku umat Islam yang mendukung, memajukan, dan membesarkan partai
Islam, lalu siapa lagi? Demikian ungkap Ketua DPC PPP Kab. Karawang Hj. Lina
Sugiharti, SE.
Politisi perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris
Wanita Partai Persatuan (WPP) selama 2 periode dan Ketua bidang OKK di DPC PPP
Kab. Karawang periode 2006-2011 ini mengatakan, aktivitasnya menggeluti dunia
politik mendapat dukungan penuh dari keluarga. Meski aktivitasnya di dunia
politik cukup menyita waktu, namun hal itu tidak menjadi ganjalan dalam
keluarga.
“Sebelum saya menjabat sebagai Ketua DPC PPP Kab. Karawang, memang
separuh waktu saya sudah dihabiskan untuk kegiatan partai. Dan saya menjalani
semua itu dengan ikhlas sebagai bagian dari ibadah saya kepada Sang Kholik. Suami
saya juga kebetulan aktif di partai dan anak-anak dari kecil sampai mereka
dewasa memang selalu saya berikan pengertian serta pemahaman hingga mereka bisa
memahami perjuangan ke dua orang tuanya yang aktif di PPP,” ujarnya.
Disinggung turunnya perolehan suara PPP di Kab. Karawang,
beliau mengatakan kalau bicara penurunan suara PPP secara nasional memang
menurun, dan secara pribadi dirinya tidak bisa menyalahi kepemimpinan
sebelumnya. “Saya tak mau melepas tanggung jawab dengan menyalahkan pihak lain.
Penurunan suara PPP di Kabupaten Karawang pada Pemilu 2009 lalu saya juga punya
tanggung jawab. Karena pada pemilu kemarin saya masih menjabat sebagai Ketua
OKK DPC PPP Kab. Karawang dan juga sebagai Ketua LP2S. Sebagai Ketua OKK dan
Ketua LP2S saat itu, saya sadar betul bahwasanya kader serta pengurus PPP yang
ada di wilayah Kabupaten Karawang sudah bekerja secara maksimal. Cuma mungkin
Allah berkehandak lain,” akunya.
Masih kata Hj. Lina, sebagai kader PPP juga harus menyadari
bahwa pada saat pemilu lalu sosialisasi yang dilakukan DPP sangat kurang sekali.
Sosialisasi lewat media massa maupun media elektronik sangat kurang dilakukan
oleh DPP, andaikata masuk di media elektronik pun muncul pada saluran yang
penontonnya sangat kurang, beda dengan partai-partai lain. Jadi, dirinya merasa
penurunan suara PPP pada Pemilu 2009 lalu menjadi pekerjaan rumah pengurus
secara keseluruhan agar hal itu tidak terulang pada Pemilu 2014 mendatang.
“Kalau kita bicara Karawang, sebelumnya PPP di Kabupaten
Karawang ini memang dapat 1 kursi. Pada periode pertama DPC PPP Kab. Karawang
dinahkodai oleh Bapak Husni Thamrin, suara PPP meningkat dan mendapatkan 3
kursi dan pada periode ke dua kepemimpinan beliau suara PPP semangkin meningkat
menjadi 5 kursi. Kini, setelah beliau tidak lagi menjabat sebagai Ketua DPC
kursi PPP di Kabupaten Karawang ini kembali ke asalnya menjadi 1 kursi. Jadi
menurut saya, sebenarnya penurunan ini dikarenakan kurangnya sosialisasi di
tingkat nasional. Karena kalau kita bicara perjuangan kader serta pengurus PPP
yang ada di Kabupaten Karawang sudah bekerja secara maksimal,” jelasnya.
Ke depan, tambah Hj.Lina, untuk mencapai 12 juta kader tentu
PPP harus mempunyai program yang berkesinambungan mulai dari DPP, DPW, DPC,
PAC, sampai pada ujung tombak di bawah yaitu tingkat Ranting. Mencapai 12 juta
kader itu bukan pekerjaan mudah. Tapi kalau kita bicara kepengurusan PPP secara
nasional, berapa jumlah Ranting, PAC, DPC dan DPW seluruh Indonesia dan kita
kalkulasikan lalu sama-sama mau bekerja keras dan bekerja cerdas, dirinya
merasa untuk mencapai target itu tidak akan berat. Kalau semuanya kader serta
pengurus PPP mempunyai keinginan serta perjuangan yang sama, apa yang menjadi
keinginan Ketua Umum PPP realisasi ke bawahnya bisa sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
“Tapi kalau di tingkat DPP sendiri hanya mendengungkan dan
berharap 12 juta kader itu harus tercapai tanpa program yang berkesinambungan
apalagi tidak adanya pengkaderan yang dilakukan, saya kira kita hanya bisa
menghayal 12 juta kader itu bisa tercapai. Tapi, perlu diingat, untuk PPP Kab.
Karawang sendiri tetap intruksi itu kita jalankan dan kita punya program
sendiri yang tentunya tidak keluar dari intruksi partai,” sergahnya.
Selaku Ketua DPC PPP, dirinya dibantu dengan jajaran
pengurus lainnya sudah beberapa kali melakukan rapat dalam rangka peningkatan
suara PPP di Kab. Karawang. Memang untuk kali pertama ini PPP di bawah
kepemimpinannya ada perubahan sistem dan menurutnya hal itu dilakukan bukan
karena kepemimpinan sebelumnya kurang baik, dirinya hanya berusaha untuk
menutupi kekurangan yang pada kepemimpinan sebelumnya belum sempat dijalankan.
“Kita juga sudah intens melakukan pertemuan dengan kepengurusan 30 PAC yang ada
untuk terus melakukan koordinasi serta konsolidasi internal agar ke depan bisa
berjalan semakin baik,” paparnya.
Kalau bicara program, menurut Hj. Lina, selama satu tahun
dirinya menjabat sebagai Ketua DPC PPP Kab. Karawang memang belum maksimal
dalam melakukan pengkaderan. Tapi paling tidak dirinya sudah membentuk kerangka
program kerjanya. Dirinya berharap, dengan selesainya pembenahan Kantor DPC
program kerja itu bisa segera berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Karena bagaimana pun juga kantor DPC itu sangat penting perannya. Kita ini
harus mempunyai rumah seperti yang didengung-dengungkan saat ini, kembali ke Rumah
Besar Umat Islam. Dan sebenarnya, kalimat itu merupakan tema dari DPC PPP Kab.
Karawang pada saat melakukan Muscab V dan menjadi kebanggakan kita sebagai
kader PPP Kab. Karawang ketika tema itu dipakai oleh DPP,” ungkapnya.
Ditambahkan Hj. Lina, saat ini DPC PPP Kab. Karawang tengah
meramu program unggulan yang tidak lama lagi akan segera direalisasikan dengan
membentuk BMT. Di mana keberadaan BMT tersebut nantinya bisa menjadi mesin
untuk mendulang suara agar PPP Kab. Karawang bisa kembali lagi berjaya dan per dapil
bisa menyumbangkan 1 kursi sehingga target memperoleh 6 kursi di Pemilu 2014
nanti dapat terealisasi.
“BMT itu kita bangun dengan target para pengusaha kecil dan
kaum ibu, dan setiap orang yang mau meminjam harus mempunyi KTA PPP. Kita juga
akan memberikan suku bunga lebih rendah dari koperasi, walaupun untungnya tidak
terlalu banyak tapi target kita untuk menjaring suara perempuan bisa kita
realisasikan. Karena suara perempuan juga sangat potensi untuk mencapai target
suara pada pemilu nanti. Saya optimis BMT yang kita berinama ‘Sahabat Bunda’
ini bisa menjadi mesin pendulang suara nantinya,” yakinnya.
Untuk masalah pencalonan legislatif, masih kata Hj. Lina, caleg
yang muncul nanti harus figur yang benar-benar bisa diharapkan menaikan suara
PPP. “Caleg yang muncul nanti harus didukung masyarakatnya serta mempunyai
finansial yang memadai. Tanpa dukungan masyarakat yang jelas tentu kita sulit
merekomendirnya untuk menjadi caleg,” tegasnya.
Dalam menghadapi pemilu mendatang berkaitan dengan jumlah
caleg, tambah Hj, Lina, DPC PPP Kab, Karawang tidak serta merta mengikuti
peraturan KPU berkaitan dengan kuota tiap dapil yang ada. “Kita tidak mau mengulang
kembali di mana sesama caleg PPP saling berebut suara.Kalau hal itu dibiarkan
tentu yang rugi partainya. Makanya untuk Pemilu 2014 nanti kita akan lebih
selektif dan tidak banyak caleg yang akan kita tampilkan di tiap dapil. “Paling
kita hanya dapat sangsi moral saja dari KPUD. Dan itu bukan masalah besar bagi
saya,” tegasnya.
Hj. Lina menambahkan, dirinya memiliki semangat tinggi menjalankan
tugas dan kewajibannya selaku Ketua DPC PPP Kab. Karawang dan optimis suara PPP
akan besar yang teraplikasi dalam perolehan enam kursi legislatif karena Ketua
DPW PPP Prov. Jawa Barat dipegang oleh Rachmat Yasin. “Dari awal pencalonan Rachmat
Yasin menjadi Ketua DPW, saya memang sudah konsen mendukung beliau. Walau pun
pada saat itu saya baru satu bulan menjabat sebagai Ketua DPC, saya pertaruhkan
jabatan saya untuk mendukung beliau. Alhamdulillah, apa yang saya inginkan bisa
terlaksana dengan terpilihnya beliau sebagai Ketua DPW PPP Prov. Jawa Barat,”
pungkasnya.
Fadiel Efrais/Miel
Posting Komentar