Home » , » Menyorot Kesiapan PPP Menghadapi Pemilu 2014

Menyorot Kesiapan PPP Menghadapi Pemilu 2014

Written By forum on Sabtu, 21 April 2012 | 14.15


Oleh : Drs. Ma’sum Amrullah al Balani)*

Pendahuluan

Sudah sangat jamak dipahami oleh seluruh partai politik peserta pemilu ditanah air, kalau hari-hari ini atau tepatnya dengan memasuki tahun 2012 masing-masing pihak sudah melakukan kosolidasi dan  persiapan diri untuk menghadapi pesta demokrasi lima tahunan seperti pada tahun-tahun  sebelumnya, baik untuk legeslatif maupun eksekutif. Tentu, persiapan yang dilakukan oleh masing-masing parpol peserta pemilu 2014 tidaklah sama dan  semudah yang kita bayangkan, layaknya sebuah perhelatan atau “pesta” seperti pada umumnya. Untuk pesta demokrasi tentulah beda, sangat kompleks baik dari sisi penanganan, konten maupun objek pestanya itu sendiri.

Dalam hal perhelatan demokrasi yang ada di Indonesia saat ini, membutuhkan energi yang  luar biasa, bahkan “maha super” hampir-hampir tidak terbatas, energi yang dikeluarkan oleh masing-masing kontestan. Energi  yang dimaksud disini yakni amunisi total (dana, sarana, konsep, tenaga, waktu, relasi, dan phsykologis) pendek kata, seluruh kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta pemilu baik individu maupun institusi hampir pasti semuanya dikeluarkan  demi  harapan dan target yang telah ditetapkan bahwa aku dan partaiku harus menang. Maka wajar, kalau para pengamat politik menilai bahwa pesta demokrasi di Indonesia saat ini sangat tidak efisien dan bahkan pemborosan energi yang luar biasa. Namun dari sisi lain, hasil capaian yang didapat dari pesta demokrasi itu tidaklah sebanding dengan cost yang dikeluarkan.

Sikap mental yang tidak efisien itu bisa dipastikan, dalam momentum 2014 masih dominan mewarnai dan mempengaruhi  perilaku partai politik dan kader-kadernya, lebih khusus lagi yang akan tampil menjadi kandindat (Legislatif maupun Ekskutif). Tidak terkecuali termasuk PPP didalamnya. Dibenak kita, muncul pertanyaan mengapa harus demikian? Dengan susah payah mengeluarkan energi yang sedemikian besar, pada hal tingkat elektibilitas dan probabilitas partai dan personalnya belum dapat jaminan 100% untuk menang. Dalam bahasa guyon/seloroh, antara perjuangan dan perjudian itu sangat tipis sekat pembatasnya. Jadi tidak heran, kalau dalam pemilu yang akan datang muncul para spekulator-spekulator dadakan, mengadu nasib menjadi legislator, dan apabila terpilih otomatis menjadi legeslator dadakan pula. Ironis memang, tapi itulah fakta yang ada di dalam bangunan demokrasi kita hari ini.

Bagaimana Perspektif  PPP tentang Pemilu 2014?

Pertanyaan sederhana diatas, mengisyaratkan bagaimana sesungguhnya PPP melihat Pemilu 2014. Apakah sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya atau berbeda. Karena titik tolak yang dibangun dari pertanyaan ini adalah bagaimana perspektif PPP?, berangkat dari sudut pandang itu pula nanti akan tercermin dalam Visi, misi dan kebijakan serta langkah-langkah strategis yang akan ditempuh dan disiapkan oleh PPP dalam menghadapi Pemilu 2014. Artikel kecil ini mencoba menelusuri hal-hal yang dipertanyakan dimuka dan kemudian sedikit memberikan tawaran dan kontribusi serta kesimpulan sebagai core dari tulisan ini.

Sungguh ideal kalau Musykernas 21-23 Februari 2012, PPP hanya fokus pada masalah Pemilu diluar agenda itu lebih merupakan penunjang dan pelengkap, untuk   mendukung dan mensukseskan pemenangan Pemilu 2014, jadi tema besar Musykernas tahun 2012 adalah Pemenangan Pemilu. Kalau dihitung dari rentang waktu efektif yang masih tersisa tidak lebih dari dua tahun untuk melakukan berbagai hal terkait dengan Pemilu. Hal yang paling krusial di hadapi PPP dalam Pemilu 2014 yaitu masalah Electoral threshold. Kalau Undang-Undang Pemilu 2014 meletakkan basis hitungan electoral thresholdnya pada angka 3,5-4,0 % maka bagi PPP itu sudah merupakan pukulan psykologis cukup berat, mengingat Pemilu 2009 PPP pada aras 5,33 %  posisi ini belum nyaman dan aman dengan angka rencana ET tersebut.

Sejalan dengan itu, Pemilu 2014  bagi PPP tidak ada jaminan adanya trend kenaikan suara. Sekalipun demikian, optimisme penambahan perolehan suara itu tetap ada. Tentu  kesemua itu, sangat tergantung kepada seluruh jajaran pengurus Partai bagaimana mensikapi persoalan krusial tersebut. Pertanyaan lain, bagaimana kalau sebaliknya sikon yang terjadi  malahan lebih buruk dari  hasil sebelumnya atau trend penurunan lebih signifikan, besarannya sama dengan penurunan  hasil Pemilu 2009, dimana selisih perolehan Pemilu 2004 ( 8,14%) dengan 2009 ( 5,33%) sebesar 2,81 % (lihat tabel perolehan suara dan kursi) katakanlah PPP di Pemilu 2014 hanya mendapatkan 3,00% dari suara nasional, maka secara de jure PPP hilang (delete) dari Peta politik Nasional untuk pemilu 2019. Maka sebelum semua itu terjadi, wajib PPP melakukan berbagai ikhtiar  dan kerja politik yang serius terarah, terprogram, terpadu,   tertata rapih,  serentak dalam satu komando  dan  di dukung oleh seluruh element partai baik  vertical maupun horisontal.

Perspektif PPP,  dalam menghadapi Pemilu 2014 belum menunjukan kejelasan sikap dan pandangan apa dan bagaimana? jangkauan yang ingin dicapai, strategi apa yang harus dibangun, berapa besar target nasional yang harus di raih (rasional terukur), serta bagaimana  format pemenangan maupun pencapaiannya. Dan yang terakhir, dari mana  sumber dana pendukungnya. Maka, dalam hal ini kalau PPP ingin mengembalikan kejayaannya, posisi historisnya dan sekaligus diterima kembali oleh khalayak banyak, maka PPP  harus berani tampil beda dalam segala hal. PPP harus merubah cara pandang, cara tampilan, cara kerja, cara pengaturan dan cara evaluasi dalam pelaksanaan Pemilu 2014, serta harus terintegrasi penuh. Pemilu 2014 bagi PPP merupakan pemilu last minute,  pemilu yang riskan, dan sekaligus menghawatirkan, dan pemilu pertaruhan ‘gengsi’ bagi  Partai yang memiliki  sejarah panjang dalam kanca perpolitikan nasional

Dengan kondisi seperti itu, mau tidak mau suka atau tidak suka  seluruh komponen (stageholder) partai harus berjibaku, bahu membahu dan tidak  bisa lagi semata-mata mengharap berkah langit dengan Cuma berpangku tangan, harus bekerja keras untuk mengamankan posisi PPP dari degradasi sirkuit politik nasional. Karena itu, diperlukan kebijakan politik  yang brilian dan strategi yang jitu  untuk mengelola  lingkungan internal, geo-geostrategis, dan geo-politiknya yang tepat dan berdaya guna, hal itu akan sangat memudahkan kiprah partai, serta membuat smooth para pimpinan, kader, dan simpatisan manakala berhadapan dengan konstituen diakar rumput.  Hal ini harus dipahamkan terus-menerus kepada seluruh jajaran pimpinan dan kader bahwa tantangan PPP pada momentum 2014 lebih kompleks, lebih berat,  dan lebih  kompetitif ketimbang dengan situasi  3 kali Pemilu terakhir di era Reformasi.


PEROLEHAN SUARA PPP
DALAM PEMILU*)


Tahun
Suara
Prosentase
Kursi
1977
18.745.565
29,29%
99 / 360
1982
20.871.800
27,78%
94 / 364
1987
13.701.428
15,975
61 / 400
1992
16.624.647
14,59%
62 / 400
1997
25.340.028
22,43%
89 / 425
1999
11.329.905
10,71%
58 / 462
2004
9.248.764
8,14%
58 / 550
2009
5.544.322
5,33%
39 / 560
2014
?
?
?

*) Sumber : Litbang Kompas, diolah dari situs resmi DPP.PPP

Kebijakan dan Program.
            Kalau kita lihat tabel diatas, penurunan suara PPP di tiga Pemilu terakhir kisarannya rata-rata 2,7 % setara dengan angka ET pemilu 2009, dan itu sudah cukup menjadi sinyal yang signifikan bagi PPP untuk melanjutkan pertarungan dengan Partai Politik lain dalam Pemilihan Umum 2014. Dengan data dan fakta diatas pula, kiranya layak kita mempertanyakan apa kebijakan dan program PPP ? untuk mendongkrak perolehan suara dan sekaligus untuk menghindar dari ancaman degradasi sebagai peserta pemilu pada tahun 2019. Paling tidak, PPP harus menyiapkan dua (2) sub tema sebagaimana yang tertulis diatas, yakni Kebijakan strategis dan Program Pemenangan.

Kebijakan strategis, didalamnya paling tidak memuat dan meliputi : Regulasi, strategi pemenangan, Program, Anggaran, dan Konsolidasi Organisasi. Seluruh regulasi yang terkait dengan meknisme Pemilu yang mendesignnya harus DPP, dalam hal ini BAPILU sebagai corenya dengan kata lain, fungsi utama DPP lebih ditempatkan sebagai Regulator dan Delegator. Hal ini dimaksudkan, supaya seluruh proses persiapan dan pelaksanaan betul-betul terkoordinasi dalam komando yang tunggal, ada kesamaan langkah dilapangan, ada pengawasan dan evaluasi yang terukur. Pengalaman yang ada,  belum terkoordinasi dengan baik antara Pusat, Wilayah, dan Cabang atau sebaliknya. Dan yang lebih parah lagi belum berjalannya pengawasan dan evaluasi sebagaimana yang diterapkan dalam management modern. Faktor lain yang juga menjadi penyebab yakni, minimnya sosialisasi program dan konsolidasi organisasi atau bahkan tidak berjalan sesuai dengan skenario yang diharapkan. Sebagai contoh misalnya 2 kali Pemilu terakhir dapat dikatakan hal-hal tersebut kurang maksimal.  Karena itu, regulasi yang diatur oleh DPP disamping sebagai pengaturan hal-hal strategis, juga sekaligus sebagai perekat dan penyeragam seluruh komponen pemenangan pemilu di PPP.

Program, pemenangan Pemilu mendatang harus berbasis kinerja-nyata yang lebih mengedepankan perolehan capaian lapangan bukan sekedar terlaksananya program. Ini yang harus diproklamirkan di hadapan para pemangku kepentingan pemenangan pemilu PPP. Diharapkan, program yang terkait dengan pemenangan paling tidak mencakup beberapa bidang sentuhan yang harus digarap antara lain : a) Pencitraan partai, yang menitik beratkan pada brand image yakni membangun citra positif partai dimata masyarakat  disamping melakukan pembinaan dan perluasan jaringan Konstituen, b) Pembinaan dan pemberdayaan SDM, yang berfokus pada aparatur pelaksana pemilu dan rekruitment tenaga lapangan atau KPP (Kader Penggerak Partai), c) Sarana dan prasarana pemilu, yang akan berkonsentrasi bagaimana melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana kampanye yang murah, efisien dan efektif, d) Penggalian dana, bidang yang satu ini  dari pemilu ke pemilu selalu menjadi perdebatan yang tidak pernah ketemu ujung pangkalnya atau solusinya yang tepat, diharapkan persoalan dana pemilu sudah menemukan jalan keluar yang cerdas sebelum hari pelaksanaan, agar program pemenangan pemilu dapat berjalan sesuai design yang telah ditetapkan partai. Karena, sehebat apapun strategi dan program pemenangan kalau tidak didukung dengan keberadaan dana yang memadai hampir mustahil kesemua itu dapat berjalan sesuai rencana, e) Humas, kita harapkan fokusnya melakukan penyampaian info maupun pengemasan issue-issue strategis dan sekaligus bertugas melakukan counter attack terhadap berita-berita  yang bermuatan black campaign terhadap PPP. Kalau kelima bidang ini bisa berjalan simultan dan sesuai dengan planningnya, maka saya berkeyakinan PPP akan mampu menggeser kembali partai-partai pendatang baru yang tampilannya sok keminter dan sok suci itu, minimal kembali pada tiga (3) besar nasional. 

Dari paparan singkat diatas, kita mendapatkan gambaran atau guiden tentang apa yang harus dilakukan oleh PPP untuk menghadapi pesta demokrasi lima tahunan itu, dari sorotan diatas yang penting PPP  harus bisa melakukan   terobosan  yang kreatif  dan inovatif untuk membesarkan partai. Dan sudah saatnya pula PPP mentradisikan budaya management modern dengan memberikan reward and punishment kepada jajaran partai khususnya yang terkait dengan pemilu, agar  kedepan ada motivasi dan kreatifitas dikalangan kader PPP. Untuk tampil lebih segar, menawan dan solid. Wallahu ‘alam bis shawwaf.@
                                                                                     
*)
                                                                                               Wkl. Ketua DPW PPP DIY 2011-2016
                                                                    Mantan Wkl. Sekjen PP. GMPI 1998-2003

                                                                                                Jatimulyo TR. I/793 B RT. 12/03  
                                                                                                                                   Yogyakarta 55242
                                                                          HP. 0815 7843 9015; 0812 2815 3817
                                                                          e-mail: mission.amru@yahoo.co.id
                                                                          e-mail: amru.albalani@gmail.com
      












 

Share this article :

Posting Komentar