KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) kembali berpartisipasi
dalam acara Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT), pameran
kerajinan terbesar di Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta Convention
Center (JCC).
Pameran yang berlangsung sejak Rabu (25/04) hingga Minggu (29/04)ini,
tidak hanya diikuti pengrajin lokal, tetapi juga pengrajin dari Vietnam, Laos,
Kamboja, Myanmar, Iran dan Jepang. INACRAFT ke-14 ini mengambil tema ‘From
Smart Village to Global Market’. Menampilkan budaya Kalimantan Barat sebagai
ikon pameran.
Pameran yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu ini,
diikuti 1.800 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Memamerkan aneka
produk kerajinan tekstil, seperti tenunan, bordir, songket, kerajinan kayu,
seperti patung, perhiasan emas, perak dan ribuan jenis barang lainnya.
Menurut Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Gusmardi Bustami, dalam
pameran itu pihaknya mendirikan 22 stan di ruang pameran seluas 189 meter itu.
Sejumlah produk yang dipamerkan Kemendag adalah industri kerajinan di antaranya
tekstil dan produk tekstil, sepatu dan alas kaki, pakaian.
"Semua produk kreatif (produk multi fungsi) yang dipamerkan di stand kami
bahannya 100 persen terbuat dari sumber daya alam Indonesia. Kami ingin lebih
memperkenalkan produk Indonesia dan mengajak masyarakat Indonesia lebih
mencintai produk buatan Indonesia," katanya kepada politikindonesia.com
disela-sela acara pembukaan INACRAFT.
Dijelaskan, transaksi yang dihasilkan sejumlah stan Kemendag pada tahun 2011
sebesar Rp1,4 miliar. Angka itu mengalami kenaikan dari Rp857,4 juta pada 2010.
Tahun ini, Kemendag mentargetkan kenaikan 10 hingga 15 persen dari tahun lalu. "Kami
berpartisipasi dalam pameran ini sejak 2008 dan setiap tahunnya hasil dari
transaksi meningkat signifikan," ungkapnya.
Gusmardi memaparkan, industri kerajinan termasuk dalam kategori industri
kreatif yang berpotensi terus dikembangkan karena produk tersebut diminati
pasar dalam dan luar negeri. Terbukti nilai ekspornya terus meningkat. Pada
2010, nilai ekspor produk kerajinan mencapai US$614,3 juta atau meningkat 8
persen dibandingkan tahun 2009 yang senilai US$568,8 juta. Sementara pada 2011
nilai ekspor produk kerajinan juga meningkat 7,37 persen dibandingkan tahun
2010, yaitu mencapai US$659,5 juta.
"Kami berharap pameran ini dapat mengenalkan produk kerajinan Indonesia
lebih jauh baik kepada masyarakat Indonesia maupun konsumen asing, yang pada
akhirnya mengarah pada peningkatan kesejahteraan para pelaku usaha terkait
dengan sektor kerajinan ini," ujarnya.
Dalam INACRAFT kali ini, pihaknya melalui 19 Indonesian Trade Promotion Center
(ITPC) dan 25 Atase Perdagangannya juga melakukan penjaringan buyer di luar
negeri untuk hadir dalam pameran ini. "Transaksi INACRAFT setiap tahunnya
menunjukkan peningkatan penjualan ritel dan kontak dagang yang cukup
baik," paparnya.
Sementara itu penjualan ritel pada tahun 2011, lanjut Gusmardi, berhasil
mencapai Rp95 miliar atau meningkat sebesar 5 persen dari penjualan tahun 2010
yang sebesar Rp90 miliar. Selain itu kontak dagang dengan buyer mancanegara pun
terus mengalami kenaikan. "Pada INACRAFT 2011, nilai kontak dagang yang
berhasil diperoleh sebesar USD 8,2 juta atau meningkat 2,5 persen dari kontak
dagang tahun 2010 sebesar USD 8 juta," jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi tertinggi atas karya terbaik anak bangsa di bidang
produk kerajinan, ASEPHI, sebagai penyelenggara INACRAFT, tahun ini memberikan
penghargaan berupa INACRAFT Award kepada peserta INACRAFT. "Penghargaan
ini diharapkan dapat mendorong para pengrajin untuk menghasilkan produk-produk
yang berkualitas tinggi, unik, berciri khas budaya dan etnik Indonesia, serta
mampu melakukan inovasi bagi penciptaan desain baru yang lebih menarik,"
imbuhnya.
Sumber: Politikindonesia