Home » , , » Pengukuhan DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011 – 2016

Pengukuhan DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011 – 2016

Written By forum on Selasa, 03 April 2012 | 00.15


Mengejar Ketertinggalan dengan Tetap Konsisten Mengamalkan Tri Bhakti Perti

Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan kebencian dan permusuhan, pesan Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si pada acara pengukuhan pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011-2016 di halaman Gedung DPP Perti, Jalan Rawamangun, Jakarta Pusat, Minggu (26/2).

KETUA Umum DPP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Tengku H. Mohammad Faisal Amin dalam kata sambutannya menyatakan, pengukuhan DPP Perti dan PP Wanita Perti merupakan langkah awal bagi jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011-2016 untuk melakukan gerakan yang harmonis bagi kemajuan Perti agar mampu berkontribusi maksimal bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) sebuah organisasi Islam yang lahir pada tahun 1928 yang hingga detik ini jajaran pengurusnya dari masa ke masa tetap konsisten menjalankan amanat tri bhakti Perti, yaitu pendidikan, dakwah, dan amal sosial. Diakui atau tidak, memang masih banyak ketertinggalan Perti dibanding ormas Islam lain yang ada di Indonesia ini,” ungkap Faisal Amin.
Oleh karena itu, tambah Faisal Amin, menjadi kewajiban kita semuanya, terutama pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti yang dilantik beserta jajarannya, bagaimana mengejar ketertinggalan dari tahun 1928 sampai hari ini. “Kita selaku pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti masih berkantor di kantor yang kecil, sementara organisasi Islam lain kantornya sudah megah-megah,” ujarnya.
Selaku Ketua Umum DPP Perti, menurut Faisal Amin, dirinya tidak mungkin dapat bekerja sendiri untuk memajukan dan mengembangkan Perti. Bila Perti ingin maju, berkembang, dan besar maka semua jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti dari semua tingkatan, tanpa terkecuali, harus saling bahu membahu bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk merealisasikan misi dan visi Perti sebagai pengabdiannya pada umat, bangsa dan negara.
“Bila kita ibaratkan kita ingin bermain musik, tentu harus ada yang bernyanyi, ada yang memukul drum, ada yang main gitar, dan lain sebagainya sehingga lahir sebuah harmoni yang indah dan merdu didengar telinga,” imbuh Faisal Amin yang menambahkan bahwa Perti adalah rumah kita bersama. Karenanya jangan sungkan untuk mengingatkan atau menegur jika ada kesalahan atau kekeliruan yang pengurus lakukan, baik sengaja atau pun tidak disengaja.
Sementara  Ketua Panitia Hasanuddin Sandy berharap jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti yang telah dikukuhkan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam rangka mengemban tri bhakti Perti tentang pendidikan, dakwah, dan amal sosial. “Ini harus menjadi perhatian kita bersama dalam upaya mewujudkan masyarakat baldatun toyyibatun warabbun ghafur yang diridhai oleh Allah SWT untuk rahmat sekalian alam,” ungkapnya.
Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M. Si yang juga Ketua Umum DPP PPP mengawali sambutan dengan menyampaikan ucapan selamat kepada jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011 – 2016. “Kita semua berharap kepengurusan yang baru dikukuhkan ini memiliki tenaga baru, semangat baru, idealisme yang baru, dan punya motor-motor penggerak yang baru sehingga menjadikan kepengurusan ini kepengurusan yang handal dan bisa memberikan pembaharuan di tubuh Perti yang kita cintai,” imbuhnya.
Suryadharma Ali juga menyakini bahwa DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011 – 2016 telah memiliki program kerja yang baru berdasarkan hasil evaluasi apa kekurangan di masa lalu dan apa tantangan ke depan dalam merealisasikan misi visi Perti. “Dengan demikian Perti tetap eksis di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang plural dan sangat membutuhkan kehadiran Perti,” katanya.
Dalam kesempatan itu Menag juga menyampaikan, bahwa perbedaan agama atau golongan bukanlah harus menjadi konflik yang berujung pada perpecahan umat. Setiap agama mengajarkan umatnya agar menjadi manusia yang baik, bersikap toleran, dan saling menghormati, walaupun dalam keragaman suku, bangsa, budaya, dan agama. “Agama bukan hanya mengandung aspek ritual belaka, tetapi juga mengajarkan aspek sosial. Dalam Islam diajarkan bahwa seseorang akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat bilamana ia mampu membangun hubungan yang baik kepada Tuhannya dan kepada manusia,” tandas Menag yang menambahkan bahwa sikap keberagamaan seseorang tercermin dari perilakunya dalam kehidupan di masyarakat. (Iwan/Miel)
Share this article :

Posting Komentar