Mengejar Ketertinggalan dengan Tetap Konsisten Mengamalkan Tri Bhakti Perti
Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang
mengajarkan kebencian dan permusuhan, pesan Menteri Agama Drs. H. Suryadharma
Ali, M.Si pada acara pengukuhan pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti periode
2011-2016 di halaman Gedung DPP Perti, Jalan Rawamangun, Jakarta Pusat, Minggu
(26/2).
KETUA Umum DPP Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(Perti) Tengku H. Mohammad Faisal Amin dalam kata sambutannya menyatakan,
pengukuhan DPP Perti dan PP Wanita Perti merupakan langkah awal bagi jajaran
pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011-2016 untuk melakukan
gerakan yang harmonis bagi kemajuan Perti agar mampu berkontribusi maksimal
bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) sebuah
organisasi Islam yang lahir pada tahun 1928 yang hingga detik ini jajaran
pengurusnya dari masa ke masa tetap konsisten menjalankan amanat tri bhakti
Perti, yaitu pendidikan, dakwah, dan amal sosial. Diakui atau tidak, memang
masih banyak ketertinggalan Perti dibanding ormas Islam lain yang ada di Indonesia ini,”
ungkap Faisal Amin.
Oleh karena itu, tambah Faisal Amin, menjadi
kewajiban kita semuanya, terutama pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti yang
dilantik beserta jajarannya, bagaimana mengejar ketertinggalan dari tahun 1928
sampai hari ini. “Kita selaku pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti masih
berkantor di kantor yang kecil, sementara organisasi Islam lain kantornya sudah
megah-megah,” ujarnya.
Selaku Ketua Umum DPP Perti, menurut Faisal
Amin, dirinya tidak mungkin dapat bekerja sendiri untuk memajukan dan
mengembangkan Perti. Bila Perti ingin maju, berkembang, dan besar maka semua
jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti dari semua tingkatan, tanpa
terkecuali, harus saling bahu membahu bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk
merealisasikan misi dan visi Perti sebagai pengabdiannya pada umat, bangsa dan
negara.
“Bila kita ibaratkan kita ingin bermain musik,
tentu harus ada yang bernyanyi, ada yang memukul drum, ada yang main gitar, dan
lain sebagainya sehingga lahir sebuah harmoni yang indah dan merdu didengar
telinga,” imbuh Faisal Amin yang menambahkan bahwa Perti adalah rumah kita
bersama. Karenanya jangan sungkan untuk mengingatkan atau menegur jika ada
kesalahan atau kekeliruan yang pengurus lakukan, baik sengaja atau pun tidak disengaja.
Sementara Ketua Panitia Hasanuddin Sandy berharap
jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti yang telah dikukuhkan mampu
membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam rangka mengemban tri bhakti
Perti tentang pendidikan, dakwah, dan amal sosial. “Ini harus menjadi perhatian
kita bersama dalam upaya mewujudkan masyarakat baldatun toyyibatun warabbun ghafur
yang diridhai oleh Allah SWT untuk rahmat sekalian alam,” ungkapnya.
Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M. Si
yang juga Ketua Umum DPP PPP mengawali sambutan dengan menyampaikan ucapan
selamat kepada jajaran pengurus DPP Perti dan PP Wanita Perti periode 2011 –
2016. “Kita semua berharap kepengurusan yang baru dikukuhkan ini memiliki
tenaga baru, semangat baru, idealisme yang baru, dan punya motor-motor
penggerak yang baru sehingga menjadikan kepengurusan ini kepengurusan yang
handal dan bisa memberikan pembaharuan di tubuh Perti yang kita cintai,”
imbuhnya.
Suryadharma Ali juga menyakini bahwa DPP Perti
dan PP Wanita Perti periode 2011 – 2016 telah memiliki program kerja yang baru
berdasarkan hasil evaluasi apa kekurangan di masa lalu dan apa tantangan ke
depan dalam merealisasikan misi visi Perti. “Dengan demikian Perti tetap eksis
di tengah-tengah masyarakat Indonesia
yang plural dan sangat membutuhkan kehadiran Perti,” katanya.
Dalam kesempatan itu Menag juga menyampaikan,
bahwa perbedaan agama atau golongan bukanlah harus menjadi konflik yang
berujung pada perpecahan umat. Setiap agama mengajarkan umatnya agar menjadi
manusia yang baik, bersikap toleran, dan saling menghormati, walaupun dalam
keragaman suku, bangsa, budaya, dan agama. “Agama bukan hanya mengandung aspek
ritual belaka, tetapi juga mengajarkan aspek sosial. Dalam Islam diajarkan
bahwa seseorang akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat bilamana ia mampu
membangun hubungan yang baik kepada Tuhannya dan kepada manusia,” tandas Menag
yang menambahkan bahwa sikap keberagamaan seseorang tercermin dari perilakunya
dalam kehidupan di masyarakat. (Iwan/Miel)
Posting Komentar