KARAKTER Alex Noerdin sangat cocok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang plural dan
dinamis. Sebab Alex Noerdin merupakan putra terbaik dari masyarakat Sumatera
Selatan yang dibangun oleh tradisi Sriwijaya.
“Dia merupakan sosok yang mencerminkan wong Sriwjaya. Demokratis, terbuka, dan menerima keberadaan berbagai etnis maupun kepercayaan orang. Artinya tidak diskriminatif dan mementingkan satu kelompok atau etnis, sehingga cocok memimpin DKI Jakarta yang plural dan dinamis,” kata seniman Palembang Vebri Al-Lintani bersama sejumlah pekerja seni lainnya di Palembang, Selasa (10/04/2012).
Dijelaskan Vebri, ada tiga karakter dari Alex Noerdin, yang secara tidak sadar merupakan bagian dari tradisi atau kebudayaan yang dilahirkan Kerajaan Sriwijaya.
Pertama, Alex Noerdin itu egaliter. “Ini ciri wong Sumsel yang sangat tidak feodalistik,” ujarnya.
Kedua, terbuka. “Ini juga ciri masyarakat Sumsel. Alex Noerdin dapat menerima sejumlah masukan atau kritikan, dan dia pun akan memberikan apa yang ingin diketahui orang banyak,” katanya.
Ketiga, dinamis. “Budaya Sriwijaya itu dinamis, begitu pula masyarakat Sumsel yang selalu menerima hal-hal baru yang positif. Tidak menutup diri dengan hal-hal baru. Karakter ini juga tercermin dari Alex Noerdin.”
Maka, dengan tiga hal tersebut Alex Noerdin merupakan sosok yang paling tepat memimpin Jakarta, yang plural dan dinamis. “Alex Noerdin itu dapat disimpulkan sosok yang demokratis dan terbuka,” simpulnya.
Vebri juga menjelaskan, dirinya bersama sejumlah seniman di Sumatera Selatan telah mengirimkan surat dukungan terkait dengan pencalonan Alex Noerdin sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Seniman perlu menjelaskan ke publik, sebab itulah fungsi seniman memberikan bacaan terhadap kondisi tokoh atau masyarakat tertentu. Dipilih atau tidak merupakan hak masyarakat DKI Jakarta,” katanya.
Posting Komentar